segores
luka terlukis indah di hatiku
luka,
dalam
dan semakin dalam...
memasuki
dunia luka di atas LUKA
interaksi
malam ramai berhias percakapan emosi dan jiwa
tersungkur
pada sudut ruang
hanya
fiksi dan aku
pun
Tuhan
waktu yang
akan menjawab bukti perjuanganku..
satu
bunga mawar putih akan lebih indah diantara ribuan merahnya
Senja kala itu. Dengan
riang sambil membawa hasil print naskah cerpen yang aku buat, aku menemui Mama
di ruang tamu. Konsentrasinya terlihat jelas dalam kerut dikeningnya. Kemudian
aku meminta Mama untuk membaca cerpenku yang kesekian kalinya, bak seorang anak
kecil merengek minta dibelikan permen.
“Mah, lihat cerpenku dong!” pintaku semangat.
Mama masih sibuk dengan penanya yang terus menari. Mengoreksi
hasil ujian para murid tanpa menghiraukan ucapanku.
Aku menunggu jawabnya. Lima menit. Enam menit. Tujuh
menit. cukup lama aku berdiri di sampingnya. tetap nihil.
“Kan sudah Mama
bilang, Mama mau membaca apabila cerpenmu
berhasil dimuat!” jelas Mama untuk kesekian kalinya. “Kamu
sih dulu bukannya masuk jurusan Bahasa Indonesia supaya bisa lebih fokus
terhadap penulisan,” Lanjut Mama mengulang kembali kata-kata yang sering di ucapkan.
Penyesalan mungkin lebih tepatnya.
Aku kembali menganggukan. Aku tidak ingin pertikaian
lagi walaupun rasanya aku menikmati perdebatan yang membangun itu. Aku
melangkah masuk ke kamar.
Ya, Aku selalu kalah dalam lomba, sering kali media massa
menolak naskah yang aku buat. Ceritaku sesederhana itu untuk mereka. Tidak
menjual katanya. Sesaat kebosanan melanda diriku untuk tidak lagi
merumuskan kata. Namun aku teringat kembali kata-kata Mama.
“Dalam kompetisi pasti ada yang kalah dan
menang. bagi yang menang dan mendapat uang,
itu hal biasa. Akan tetapi baru luar biasa apabila yang kalah, berani terus
bangkit hingga pada saatnya bisa menang atas yang lain. Mama hanya bisa
mendoakanmu. Terus berusahalah Nis, jangan menyerah.”
Itulah yang selalu menyalakan lilin yang
sering kali padam. Pada akhirnya, aku selalu giat untuk menulis karya sambil di
temani minuman favoritku Joy Tea Sosro. Kala aku sedang penat dan tidak dapat
melanjutkan ide, satu-satunya cara
adalah tenangkan diri dengan Joy Tea Sosro. Aku kembali menyeruput Joy Tea yang
memberikan kesegaran pada fisik dan jiwaku.
Beberapa tahun berlalu, memang tidak ada yang istimewa dalam diriku, cuma saja
blog-ku pernah tidak sengaja masuk majalah Aneka Yess! Cerpen yang pernah di
muat berjudul Ku Tunggu Datangnya Hari itu di Tabloid Keren Beken 2010, F is
for Fashion not for friend di Aneka Yess! Serta sebuah novel indie berjudul
Kado Kecilku. Semasa ngejalanin SMA di SMAN 98 Jakarta Timur, pernah tidak senggaja
di pilih menjadi pendiri dan ketua mading, pernah menjuarai lomba mading juara II se-DKI
Jakarta, lomba menulis cerpen juara III di sekolah.
Official Akun Twitter @JoyTeaSosroId
Tidak ada komentar:
Posting Komentar