Cinta terindah adalah
Cinta-Nya
Perhiasan yang terindah
adalah Hijab yang dikenakan setiap wanita
Berawal
dari Desember 2011 tahun lalu, saat itu aku berulang tahun. Kado terindah yang
pernah aku berikan untuk kedua orang tuaku adalah sebuah novel indie yang merupakan cerminan
diriku. Judulnya “Kado Kecilku”. Aku
memang hobi menulis sejak SMP. Isi novel tersebut adalah tentang seorang anak
yang sangat egois dan keras kepala bahkan saat itu aku sering pulang malam
karena menonton acara musik. Aku cukup eksis dalam acara music karena aku
me-manager-i beberapa band indie. Kedua orang tuaku telah lelah menasehatiku
karena tak sedikitpun aku hiraukan perkataan mereka. Tak ada seorangpun di rumah yang dapat
melarangku melakukan sesuatu. Serta
kuliahku semakin lama semakin berantakan, hatiku selalu tidak tenang dan aku
mulai berhenti menulis. Selain tidak ada kemajuan dan aku mudah bosan dengan
keadaan yang monoton. Entah apa yang membuatku seperti itu.
Hal itu berlangsung cukup lama hingga akhirnya
Mama masuk rumah sakit dan hatiku mulai bergemuruh laksana badai yang
tak kunjung berhenti menantang palung hati terdalam. Sedikit demi sedikit aku
berpikir untuk berhenti menonton music dan berhenti me-manager-i band, aku
mulai rajin masuk kuliah dan mengejar semua yang tertinggal jauh dari
teman-temanku seangkatan, dan aku mulai memperbaiki cara berpakaianku untuk
jadi lebih feminim. Semua itu sudah cukup membuat Mama tersenyum. Aku tak ingin
lagi melihat setitik lukanya. Pada suatu malam, aku terbangun dan sengaja aku
mengintip kamar kedua orang tuaku yang sedang tertidur pulas. Kulihat wajah
kedua malaikatku, dan tak terasa air mata keluar deras tak tertahankan. Entah
apa yang ada di pikiranku saat itu, aku bergegas ke tempat sholat dan berdoa
kepada Allah SWT atas segala kegelisahanku selama ini.
Tak
ada angin ataupun badai yang menghampiriku. Maupun tak ada kata atau pinta dari
seseorang. Pagi itu, aku berangkat ke kampus mengenakan jilbab, sedikit
deg-deg-an akan komentar teman-teman terhadapku, dan aku takut untuk menerima
komentar-komentar buruk tentangku. Tetapi pada saat itu…. Alhamdulillah tak ada
satupun yang berkomentar negative tentang perubahan drastisku yang bias
dibilang 180 derajat. Tak sedikit yang berkomentar. “Wah, Nisa anak metal jadi
anak pengajian sekarang.” Atau… “Kenapa Nis? Salah potong rambut?” Aku hanya
menjawab dengan senyum dan candaan. Sesampainya di rumah ketika semua keluarga
berkumpul, Seluruh mata menatapku terkejut bahkan mama sampai meneteskan air mata
melihat seorang anak perempuan pertamanya yang dahulu tomboy, berpakaian
seperti laki-laki, bahkan berkelakuan sangat buruk berubah sedikit demi sedikit
menjadi seperti sekarang. Berhijan menyesuaikan sikap dan sifatku untuk lebih
baik, berhijab menyesuaikanku untuk menjaga lisan dan sikap untuk lebih sopan,
berhijab adalah satu-satunya jalan untuk segala sesuatu yang bernilai estetik.
Aku mulai menulis lagi dan terus mencoba untuk mengirim ke media massa hingga
akhirnya beberapa cerpenku pernah dimuat di majalah dan tabloid remaja, bahkan,
tanpa sengaja blog-ku menjadi cool blog
versi sebuah majalah remaja.
Tahun
ini adalah tahun pertamaku menjalani Ramadhan dengan berhijab. Aku mengisi
kegiatanku dengan banyak memperbaiki diri. Aku selalu belajar dari sekitar dan
tak lepas dari bimbingan kedua orang tuaku.
Bismillah….
I found my happy day
Every night i pray
And now, i get the answer.
Because now and forever
Insya Allah, i've like this...
Ini yang namanya sebuah kehidupan
Bagaimana kesedihan dan keterpurukan
melandaku
Aku harus tetap berjalan pada
kehidupan
bahkan harus lebih baik
Aku mencoba
Aku berusaha
Aku harus menjadi lebih baik
Aku bahagia dengan hidup yang baru
Tiada hari tanpa Belajar
Belajar bukan hanya perkara buku dan
pelajaran
belajar dalam kehidupan
dan menjalani kehidupan sebagai mana
mestinya
Dalam kebimbangan
akhirnya aku temukan jawaban.
Aku yakin aku bisa
menjalani "Jalanku" yang
indah
Hijab is the way to be beautiful
Thank You, Allah SWT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar