Sebagai negara yang berkembang, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat buta aksara yang sangat tinggi, bersaing tingginya dengan tingkat kemiskinan. Kemiskinan dapat membuat seseorang menjadi terpuruk. Miskin harta, miskin ilmu pengetahuan, dan tidak menutup kemungkinan menjadi miskin hati. Apalagi untuk para warga yang tinggal di desa-desa khususnya di desaku, desa x. Adanya perpustakaan desapun tidak memadai. Banyak anak-anak di desaku yang tidak merasakan aliran pendidikan.
Alasan yang klise seputar ekonomi dan kemiskinan merupakan kendala terbesar. Dan yang aku tahu hanyalah bagaimana membantu kedua orang tua untuk menyambung kehidupan esok hari. Aku adalah satu dari sekian ribu anak-anak tersebut. Anak-anak yang malang dan tidak dipedulikan. Aku terasingkan dari dunia nyata yang hebat ini. Aku buta dan tidak ada seorangpun yang membuka mataku untuk mencicipi atau sekedar melihat keindahan alam semesta.
tolong... bacakan aku cerita cinta
bacakan aku cerita bahagia....
Ayah dan ibuku petani yang bekerja keras menggarap ladang milik orang lain. Namun tragisnya, untuk mendapatkan sebutir nasi kami memerlukan upaya yang besar. Dan lagi-lagi kami hanyalah satu dari sekian ribu petani-petani tersebut. Petani terkuat. Petani tertangguh. Dan petani tersabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar