Gue membuat essay dalam rangka memperingati ultah Jakarta yang ke 484.
Kemacetan lalu lintas bukan hal yang asing lagi untuk di dengar, khususnya di Jakarta yang susah dicari solusinya, tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan menjadi episode kelabu bagi Jakarta serta menjadi permasalahan kompleks dari berbagai aspek kehidupan. Di tambah lagi sering terjadinya kecelakaan lalu lintas yang tidak dengan segera di tangani sehingga terjadi gangguan kelancaran, dan penggunaan gerbang tol yang masih manual memperlambat laju kendaraan, serta semakin banyaknya pengemudi angkutan umum yang beroperasi secara tidak wajar menambah penuhnya daftar masalah kemacetan di Jakarta. Semua kejadian di atas menjadikan masyarakat yang hidup di Jakarta rugi dalam segala hal, rugi waktu dan energi karena kecepatan perjalanan yang rendah, terlebih masyarakat sebagai pengguna jalan menjadi stres akan perjalanannya baik dekat ataupun jauh. Masih adakah ruang untuk terhindar dari kemacetan di Jakarta menjadi tanda tanya yang cukup besar bagi masyarakat Jakarta, Meningkatnya polusi udara serta kehausan kendaraan juga menjadi lebih tinggi dengan waktu yang lebih lama utuk jarak yang pendek sehingga penggunaan rem akan sering dilakukan dan membuat penggunaan mesin kendaraan tidak berfungsi dengan baik. Memberikan solusi yang kongkret dan membangkitkan kesadaran untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di Jakarta adalah tugas kita semua. Pemerintah, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, kementerian Perhubungan, Polda Metro Jaya, para pengemudi kendaraan, berbagai instansi dan masyarakat berkewajiban melaksanakan tugas tersebut sesuai dengan porsi masing-masing. Sudah saatnya kita melakukan penataan pembangunan kota Jakarta sebagai ibukota Indonesia dan pusat aktivitas agar terhindar dari kemacetan. karena kemacetan hanya dapat di atasi jika ada kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu, mari wujudkan sistem baru untuk mengurangi kemacetan, serta memperbaiki sistem yang terlebih dahulu di laksanakan secara maksimal.
Berbagai
cara telah dilakukan setiap tahunnya oleh pihak-pihak berwajib yang telah
menupayakan berbagai kebijakan untuk menyelesaikan masalah kemacetan yang tak
ada habisnya. Pemecahan masalah dalam suatu rencana yang komprehensif dengan
tindakan peningkatan kapasitas memperlebar marka jalan sepanjang hal itu
memungkinkan, merubah sirkulasi jalan menjadi satu arah, serta pembatasan
jumlah pengendara pribadi apabila terjadi kemacetan yang semakin parah. Di
Singapura yang telah sukses melalui Electonic Road Pricing (ERP) yaitu
pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan kemungkinan bisa
di terapkan di Jakarta. Adanya peraturan mengenai kepemilikan kendaraan
pribadi, membuat negara kita agar tidak menjadi lahan pasar kendaraan bermesin
tanpa aturan yang seimbang. Efektivitas juga dapat dilakukan
dengan melakukan pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan
biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar & kendaraan bermotor yang di
tinggikan, serta bea masuk yang tinggi. Tidak kalah pentingnya seperti yang
sudah di terapkan di Jakarta adalah dengan adanya kesadaran pengguna kendaraan
pribadi pada kawasan 3 in 1 yang mengakut minimal tiga orang pada wilayah
tertentu dengan ancaman tilang bagi yang tidak mengikuti peraturan. Merazia
para joki 3 in 1 juga harus dilakukan agar menumbuhkan tingkat kesadaran para
pengendara mobil pribadi agar tidak berlaku seenaknya. Kemudian penggunaan
gerbang tol yang otomatis seperti di Singapura dan Malaysia dapat mempercepat
waktu transaksi serta meratakan jumlah angkutan umum sesuai dengan jalurnya. Namun
pemerintah harus memperhatikan betul sulusi yang akan di buat karena apabila
tidak sesuai yang ada akan menambah permasalahan dan malah menambah kemacetan
yang kian terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa Jakarta memiliki potensi
untuk terhindar dari kemacetan.
Pemerintah
dan pihak terkait mempunyai tugas komplek yang berkaitan dengan memberikan
berbagai solusi dan kesadaran untuk mengurangi kemacetan. Hal yang perlu di
perhatikan dalam mengatasi tingkat kemacetan di Jakarta yang semakin meningkat
setiap harinya, dengan adanya kerja sama pemerintah dengan berbagai pihak
terkait dalam menjalankan tugas masing-masing dengan baik. Memperlebar marka
jalan, membatasi penggunaan serta kepemilikan kendaraan pribadi merupakan
langkah yang akan terus di upayakan untuk mengurangi dinamika kemacetan. Lantas
tugas yang tak kalah penting adalah penyadaran agar pengguna kendaraan pribadi
mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang telah di milikinya. Proses penyadaran
datang dari dalam maupun luar pengguna kendaraan yang pada satu keluarga,
setiap anggota memiliki kendaraan pribadi karena sering di jumpai, kendaraan
roda empat hanya berpenumpang satu orang saja. Kemudian, dengan adanya kawasan
3 in 1 membantu proses penyadaran penggunaan pengendara kendaraan pribadi.
Semua ini membawa sebuah evaluasi sikap agar termotivasi untuk berpindadah dari
keadaan yang kurang baik menjadi baik serta dari keadaan baik menjadi lebih
baik lagi. Dengan demikian, masyarakat Jakarta dapat saling berusaha
menciptakan Jakarta yang nyaman dan aman. Untuk itu perlu rekontruksi
pembangunan untuk menjadikan masyarakat terhindar dari kemacetan.
mantaaap cint...
BalasHapusgimana kalo diusulin kepada pemerintah..
diadakan hari Libur Kendara Bermesin..
dan wajib mengunakan SEPeda ^____^
Wah Boleh tuh Mas, Trima Kasih sarannya :)
BalasHapus